METODE DAN TEKNIK PENGAJARAN ISTIMA’ - Hubbun Nabi SAW
Headlines News :

NU

s

s

Kubah Masjid Rasulullah Muhammad SAW

Kubah Masjid Rasulullah Muhammad SAW

Shalawat Jalan Selamat

Shalawat Jalan Selamat
Home » » METODE DAN TEKNIK PENGAJARAN ISTIMA’

METODE DAN TEKNIK PENGAJARAN ISTIMA’

Written By ahmadmaslakhudin.blogspot.com on Selasa, 07 Mei 2013 | 03:46



BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar belakang
Kemahiran sesorang dalam suatu bahasa tidaklah menjamin kemahirannya mengajarkan bahasa tersebut kepada orang lain. Mahir berbahasa adalah satu hal dan mahir mengajarkan bahasa adalah hal lainnya. Oleh sebab itu seorang guru bahasa Arab harus menguasai setidak-tidaknya tiga hal yaitu:
1)      Kemahiran berbahasa Arab.
2)      Pengetahuan tentang bahasa dan budaya Arab.
3)      Ketrampilan mengajarkan bahasa Arab.
Seperti sesorang penutur bahasa Arab asli di Negara-negara yang menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa resmi belum tentu dapat mengajarkan bahasa Arab kepada peserta didik bila tidak dibekali pengetahuan tentang bahasa Arab dan ketrampilan mengajarkan bahasa Arab. Sama halnya seseorang yang mengerti pengetahuan tentang bahasa Arab bila tidak ditunjang kemahiran berbahasa Arab dan kemampuan mengajarkannya maka pengajaran atau pembelajarannya kurang dapat memenuhi fungsi utama diajarkannya bahasa Arab sebenarnya yaitu fungsi komunikasi. Demikian halnya tidaklah mungkin ketrampilan mengajar bahasa Arab bisa dimiliki seseorang dengan sempurna bila tidak punya bahan/ sumber yang memadai yaitu pengetahuan tentang bahasa Arab serta kemahiran bahasa Arab.
  1. Rumusan masalah
1)      Metode apa sajakah yang digunakan dalam pembelajaran istima’?
2)      Bagaimana teknik pengajaran istima’ ?

  1. Tujuan
1)      Untuk mengetahui Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran istima’
2)      Untuk mengetahui teknik pengajaran istima’



BAB II
PEMBAHASAN
  1. Metode dan teknik pengajaran istima’
Salah satu prinsip lingguistik menyatakan bahwa bahasa itu pertama adalah ujaran, yakni bunyi-bunyi bahasa yang diucapkan dan bisa didengar. Atas dasar itulah beberapa ahli pengajaran bahasa menetapkan satu prinsip bahwa pengajaran bahasa harus dimulai dengan mengajarkan aspek-aspek pendengaran dan pengucapan sebelum membaca dan menulis.
Dengan demikian menyimak merupakan satu pengalaman belajar yang amat penting bagi para siswa dan seyogyanya mendapat perhatian sungguh-sungguh dari para pengajar. Implikasinya dalam pelaksanaan pengajaran ialah bahwa guru hendaknya memulai pelajarannya dengan memperdengarkan  ujaran-ujaran bahasa Arab baik berupa kata-kata maupun kalimat, setidak-tidaknya ketika guru memperkenalkan kata-kata baru, ungkapan-ungkapan baru, atau pola kalimat baru.
Manfaat istima’ ini adalah membiasakan siswa mendengar ujaran dan mengenal dengan baik tata bunyi bahasa Arab, disamping dapat menciptakan kondisi belajar penuh gairah dan menumbuhkan motivasi dalam diri siswa.
Kemahiran menyimak pada tujuan pertama siswa dapat mengidentifikasi bunyi-bunyi bahasa Arab secara tepat. Latihan pengenalan ini sangat penting karena system tata bunyi bahasa arab banyak berbeda dengan bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang dikenal oleh siswa. Satu keuntungan bagi guru bahasa arab bahwa umumnya anak-anak Indonesia khususnya yang muslim telah mengenal bunyi-bunyi bahasa arab sejak masa kanak-kanak dengan adanya pelajaran membaga Al Qur’an dan shalat. Nmaun tidak mengurangi pentingnya latihan tersebut, karena ternyata pengalaman mereka itu belum tuntas. Ada bunyi bahasa arab yang sama dengan bunyi bahasa pelajar, ada yang mirip dan adayang sama sekali berbeda sehingga tidak dikenal (asing).
    1. Metode langsung (طريقة المباشرة)
Metode ini muncul akibat ketidakpuasaan terhadap hasil pengajaran bahasa dengan metode gramatikal wa tarjamah. Metode ini dikembangkan atas dasar asumsi bahwa proses bahasa belajar kedua atau bahasa asing sama dengan belajar bahasa ibu, yaitu dengan penggunaan bahasa secara langsung dan intensif dalam komunikasi. Tujuan metode tersebut adalah penggunaan bahasa secara lisan agar siswa dapat berkomunikasi secara alamiah seperti penggunaan bahasa Indonesia di masyarakat.
    1. Metode eklektik (الطريقة ألإنتقائية )
Metode eklektik ini bias menjadi metode yang ideal apabila didukung oleh penguasaan guru secara memadai terhadap berbagai macam metode, sehingga dapat mengambil secara tepat segi-segi kekuatan dari setiap metode dan menyesuaikannya sesuai dengan kebutuhan program pengajaran yang ditanganinya, kemudian secara proposional.
    1. Metode audiolingual
Metode lain yang dapat digunakan selain metode langsung selaras dengan asumsi tersebut di atas untuk khalayak sasaran yang sama pula adalah metode audiolingual. Metode audiolinggual memiliki karakteristik diantaranya: tujuan pengajarannya adalah penguasaan empat ketrampilan bebrbahasa secara seimbang, diawali dengan menyimak, berbicara kemudian membaca dan menulis. Teknik prmbelajaran secara umum yang mungkin bisa dipilih yaitu pemberian kalimat-kalimat bahasa asing dalam bentuk percakapan untuk dihafalkan dan dikembangkan.
Tennik-teknik pembelajaran istima’
a.      Tingkat pemula
  1. Dengar Ucap
Teknik ini adalah langkah awal pengajaran ketrampilan, hal ini berguna bagi siswa yang belum pernah belajar bahasa Arab. Model ucapan dipersiapkan secara optimal oleh guru. Isi model ucapan berupa fonem, kosakata, kalimat. Model tersebut dibacakan sementara siswa mendengarkan, kemudian menirukan (Tarigan 1986: 52) teknik ini melatih kelancaran lidah dalam menyebutkan huruf Arab, kosa kata dan kalimat, sekaligus melatih membunyikan perbedaan bunyi huruf satu sama lain.
Hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru ketika menerapkan teknik dengar ulang ucap, guru harus benar-benar mengucapkannya dengan fasih, jika guru merasa kurang baik dalam menyebutkan huruf Arab, maka guru dapat menggunakan tape recorder dengan mengikuti langkah berukut:
1)      Guru menyiapkan abjad Arab ditulis di papan tulis atau ditayangkan melalui layar, kemudian guru menyebutkan suara huruf tersebut satu persatu dengan benar atau sesuai dengan makhrajnya.
2)      Kemudian siswa mengikuti menyebutkan huruf Arab dengan fasih secara berulang-ulang.
3)      Setelah dirasa cukup guru melanjutkan untuk menyebutkan kata yang sesuai dengan madnya atau panjang pendeknya bunyi sebuah kata.
4)      Kemudian diikuti oleh siswa sampai mereka dapat menyebutkan perbedaan huruf-huruf Arab dan memahamai panjang pendeknya bacaan tersebut.
  1. Dengar Tulis
Teknik dengar tulis berfungsi untuk melatih pendengaran siswa serta ketrampilan menuliskan apa yang didengar berupa kata atau kalimat dalam bahasa Arab. Teknik dengar tulis ini sama seperti teknik dengan ucap. Teknik dengar tulis yaitu siswa mendengara apa yang dibacakan oleh guru kemudian ditulis oleh siswa dibuku catatan (tarigan 1986: 55). Teknik dengar tulis mirip dengan teknik imla’ masmu’ yang ditemukan oleh Ahmad Qadir, yaitu guru membacakan sepotong kalimat pendek dalam bahasa Arab kemudian ditulis oleh siswa.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1)      Guru menyiapkan kalimat pendek atau kata yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, kemudian guru membacakan kata atau kalimat pendek tersebut dengan pelan dan jelas.
2)      Siswa menuliskan kata atau kalimat dalam buku catatan.
3)      Guru dapat melanjutkan membacakan kata yang memiliki tingkat kesulitan atau kalimat yang sedikit panjang.
  1. Menemukan Benda
Teknik menemukan benda ini bermanfaat bagi siswa untuk melatih daya ingat siswa terhadap kosa kata yang telah dihafal, serta melatih kecepatan merespon dan merealisasikan bunyi kosakata dengan bentuk konkrit. Teknik menemukan benda bermanfaat bagi guru untuk melatih siswa dalam menghafal kosakata. Jadi kosakata tidak dihafal secara terori tapi siswa mengetahui benda tersebut. Benda yang ditempatkan tersebut mampu mengingatkan siswa terhadap namanya dalam bahasa Arab. Langkah-langkah teknik ini berupa:
1)      Guru menyiapkan benda-benda yang familiar dan mudah ditemukan, kemudian dimasukkan dalam satu box atau kotak dan letakkan kotak tersebut di depan kemudian guru menyebutkan nama benda tersebut satu persatu dengan jelas (Tarigan 1986: 59).
2)      Setelah itu siswa disuruh mencari benda yang telah disebutkan namanya dalam kotak tersebut.
b.      Tingkat menengah
  1. Dengar Kerjakan
Teknik dengar kerjakan berguna untuk melatih pendengaran dan pemahaman siswa terhadap pesan atau instruksi bahasa. Model ucapan hendaklah berisi kalimat perintah atau berupa pesan yang berimplikasi pada tindakan, (Tarigan 1986: 58) kegiatan ini dapat dimulai dari yang sederhana ke yang lebih sulit, karena aktivitas ini membutuhkan pemusatan pikiran instruksi atau perintah tersebut harus disesuaikan tasrifnya seperti untuk orang kedua mudzakar, mufrad atau muannas mufrod. (Depag 1979: 133). Sebaiknya perintah tersebut dimulai dengan perintah yang diperlukan dalam kelas atau laboraorat dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1)      Guru memerintahkan salah seorang siswi untuk berdiri misalnya قم
2)      Setelah siswa tersebut mendengar kata perintah, maka ia akan merespon dengan mengikuti perintah dari guru, jika ia paham, maka tindakannya akan sesuai dengan perintah.
  1. Bisik Berantai
Teknik bisik berantai merupakan latihan kemampuan dengar serta latihan kemahiran menyampaikan berita / pesan kepada orang lain. Teknik bisik berantai ini memerlukan kecermatan dan kecepatan memahami pembicaraan orang yang kemudian disampaikan pada orang lain. Langka-langkah pengajaran:
1)      Guru membagi siswa menjadi satu baris atau dua baris, kemudian siswa yang berada di baris yang paling depan disuruh maju menghadap guru.
2)      Guru memperlihatkan kalimat pendek, berupa pesan singkat atau perintah kepada siswa.
3)      Siswa yang mendapatkan perintah atau pesan dari guru menyampaikannya kepada siswa berikutnya dengan suara berbisik. Begitu seterusnya.
4)      Siswa yang berada di baris yang terakhir menyebutkan pesan atau perintah dengan suara yang keras.
c.       Tingkat lanjutan
  1. Merangkum
Media yang digunakan berupa pita kaset (cassette tape).
teknik merangkum ini merupakan latihan pemusatan menyimak sebuah cerita yang disampaikan secara lisan, hal itu menuntut siswa untuk memahami apa yang disimak, kemudian siswa disuruh merangkum cerita atau karangan tersebut menjadi pendek. (Tarigan: 1986: 67). Cerita yang dibacakan oleh guru sebaiknya menarik dan bahasanya mudah dipahami dan dibacakan atau diceritakan secara perlahan, kalau perlu dalam menceritakannya dalam gaya atau/ mimic. Langkah pembelajaran:
1)      guru membuat sebuah cerita yang mudah dan kisahnya sangat familiar bagi siswa contoh karangan pendek dan sederhana:
الجموس حيوان كبير الحجم له قرنان طويلان واربعة ارجل ولون جلده اسود ياكل الجاموس الاعشاب ويشرب ماء من مياه الترعة ويغتسل فى النهر كل يوم يحرث الجاموس الارض ويجر عرابات النقل ليسعد الفلاح.
2)      siswa mencoba merangkum.
  1. Menjawab Pertanyaan
Media yang digunakan berupa pita kaset (cassette tape).
Teknik menjawab pertanyan ini bermanfaat untuk mengetahui apakah siswa memahami pertanyaan. Teknik menjawab pertanyaan ini merupakan cara lain mengajarkan istima’ yaitu melaui latihan menjawab pertanyaan, apa, siapa, mengapa, di mana, dan sebagainya. Langkah-langkahnya:
1)      guru mengjukan pertanyaan yang mudah sesuai dengan teks yang diperdengarkan.
2)      Siswa menjawab dengan keras.
3)      Guru juga bias menanyakan pertanyan yang bentuknya pilihan ganda.


BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan pemilihan salah satu metode tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media.
Metode dan teknik pengajaran menyimak seperti yang telah kami paparkan dapat digunakan sesuai dengan jenjang pendidikan mulai tingkat pemula, menengah dan tingkat lanjutan.dari setiap teknik dan metode tersebut masing-masing mempunyai kelemahan dan kelebihan.
  1. Saran
Seorang guru  hendaknya dapat memilih metode dan teknik mana yang cocok digunakan dalam pengajaran istima’ pada tingkat pemula, menengah dan lanjutan, sehingga membuat para siswa tertarik dan tidak mudah bosan terhadap proses pembelajaran.


DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Efendy, A.Fuad. 2005. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat





Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Hubbun Nabi SAW - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger